Senin, Desember 07, 2009

Rendra teratas disusul Bambang Yono

Menyongsong pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Kabupaten Malang, suasana semakin hangat. Incaran kursi Bupati Malang ini, telah dilakukan dengan pelbagai survei.

Di antaranya dilakukan Lembaga Studi Kerakyatan Malang (LeSKaM), yang menempatkan Rendra Kresna sebagai Calon Bupati paling populer dibandingkan dengan enam Cabup lain.

Wakil Bupati Malang ini, dipilih oleh 36,04 %, sementara Bambang Dh Suyono dipilih oleh 25,72 %, Tyas Sujud 8,23%, M Geng Wahyudi 7, 28 %, Sanusi 4,42 %, Betjik Soedjarwoko 2,17 %, Agus Wahyu Arifin 2,01 %, sementara tidak menjawab sebanyak 14, 14 %. Total responden yang disurvei, menurut Direktur LeSKaM, Ruhadi, sebanyak 85.421 orang. “Kami memang tiap bulan mengirim siaran pers ke teman-teman media, hasil survei yang kami lakukan”, katanya.

Pada bulan September, lalu, Rendra menempati ranking pertama, disusul kemudian oleh Tyas Sujud, Bambang Yono dan Geng Wahyudi, tapi pada bulan Desember ini, Bambang Yono menempati urutan kedua, baru selebihnya Tyas dan Geng, katanya.

Justru yang sangat mengejutkan, jelas Ketua KIPP Kabupate Malang ini, adalah lompatan yang dialamai Bambang Yono dan Geng Wahyudi. Pada awal pihaknya melakukan survei, kedua calon tersebut, jauh berada di bawah Tyas Sujud, tapi setelah keduanya maju dalam Rapat Kerja Cabang Khusus (Rakercabsus) PDIP, namanya langsung melejit. Pada saat itu, Bambang Yono hanya dipilih oleh sekitar 8 persen responden, sedangkan Geng hanya dipilih oleh 4,5 persen responden, tapi sekarang sudah melejit jauh meninggalkan Tyas, katanya.

“Padahal Rekom DPP PDIP hingga saat ini belum turun, nanti kalau rekom DPP sudah turun, dan keluarga PDIP bersatu, mungkin hasilnya akan lain,” imbuhnya.

Menurut pengamatan Ruhadi, para simpatisan PDIP memang dikenal sangat loyal, mereka, kata Ruhadi, biasanya tak peduli siapapun calonnya. “Asal mereka berangkat dari PDIP, pasti akan didukung dengan sepenuh hati, contoh kasusnya, waktu Pilgub dan Pilpres, di Kabupaten Malang suara PDIP utuh”, jelasnya.

Namun demikian Ruhadi mengingatkan, peta politik Kabupaten Malang bisa berubah setiap saat, mengingat, wilayah Kabupaten Malang sangat luas dan dihuni oleh multi etnis. “Kalau boleh saya umpamakan, Kab. Malang seperti Indonesia mini”, katanya. Sehingga kalau Cabup beserta tim suksesnya tidak cerdas dalam membaca gerak politik warga, bisa kecolongan, dan sangat telak, jelasnya.

Sementara itu, Ketua Pusat Pengkajian Otonomi Daerah (PP Otoda) Universitas Brawijaya Malang, Ibnu Tricahyo, kader PDIP Kabupaten Malang terancam pecah bila Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, mengeluarkan rekomendasi calon bupati Malang yang tak sesuai dengan pemenang konvensi partai ini. “Kader PDIP juga pecah bila penentuan bupati Malang tidak sesuai hasil Rapat Kerja Khusus (Rakercabsus) Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP,” katanya.

Selain dibayangi perpecahan bila DPP PDIP tidak konsisten merekomendasi calon bupati pemenang konvensi, PDIP juga akan dianggap memiliki akuntabilitas rendah setelah kasus konvensi Calon Gubernur Jaim.



Sumber : HUDM
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Ada Komentar???? untuk PDI Perjuangan Kabupaten Malang

Arsip Blog