Senin, Desember 21, 2009

Lebih Dekat Dengan Bupati Malang Menyambut Hari Jadi ke 1249


Belum Ada Penyamaan Visi Membangun
Hari Jadi ke 1249 Kabupaten Malang kemarin diperingati Pemerintah Kabupaten Malang dan segenap rakyatnya. Dengan umur yang terbilang sangat tua, bukan pekerjaan mudah memimpin dan membangun daerah dengan penduduk heterogen yang memiliki wilayah paling luas di Malang raya ini atau bahkan nomor dua di Jawa Timur. Berikut wawancara Malang Post dengan Bupati Malang Sujud Pribadi.


Kabupaten Malang baru saja merayakan Hari Jadi ke 1249, apa evaluasi anda selama memimpin wilayah ini sejak empat tahun lalu. Bagaimana kemajuan pembangunan hingga saat ini?
Jujur saya katakan belum begitu menggembirakan. Bagi saya belum maksimal. Masih banyak yang perlu digarap dan dibangun demi kemajuan Kabupaten Malang ke depan, terutama jika kita membandingkan kemajuan antara satu kecamatan dan kecamatan yang lain.

Apa permasalahannya, padahal pemerintah dan rakyat cukup sering bekerjasama?
Memang ada satu masalah. Saya pikir belum ada penyamaan visi, tentu kita sangat memahami bahwa visi dan keyakinan amat penting bagi keberhasilan suatu pembangunan. Visi sangat penting bagi pemimpin, karena itu menyangkut cita-cita. Tapi tentunya visi dari pemimpin harus dipahami oleh rakyatnya, harus ada kesepahaman antara pemerintah dan rakyat.

Pemahaman seperti apa yang belum dimengerti rakyat?
Pemahaman bahwa pemerintahan ini adalah milik kita bersama, pembangunan ini adalah untuk kita semua. Bukan untuk satu golongan, kita ingin ada kebersamaan, keguyuban demi keseimbangan. Bukankan keberhasilan pemerintah adalah keberhasilan rakyatnya juga.

Sejauh ini bagaimana peran masyarakat?
Sudah cukup baik. Tapi, masyarakat seringkali masih sering menunggu, sehingga banyak hal yang akhirnya lambat dikerjakan. Misalnya, mengenai pengembangan jalan, selama ini masyarakat masih menunggu pemerintah mencairkan dana. Padahal, kalau mau dikerjakan secara gotong royong, tentu jalan itu bisa dilebarkan sendiri. Jangan sampai ada dikotomi bahwa jalan itu hanya milik pemerintah.

Apa yang seharusnya dilakukan masyarakat?
Kalau masyarakat mau membangun jalan seperti halnya membangun rumah ibadah, tentu jauh lebih baik. Karena ketika masyarakat hanya menunggu, tentu saja pembangunan di daerahnya tidak akan selesai. Misalnya, tentang pelayanan air bersih, jangan menunggu pemerintah. Cobalah bergerak bersama, bahu membahu memikirkan cara untuk mengadakan air bersih.

Lantas keinginan pemerintah seperti apa?
Demi keberhasilan pembangunan, saya mengajak kepada seluruh komponen stake holder untuk membangun dengan tulus ikhas, penuh semangat supaya ada percepatan pembangunan. Namun, jangan pernah lupa untuk menyalurkan aspirasi melalui musrenbang.

Evaluasi anda kepada bawahan, dalam hal ini Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)?
Mereka masih kurang maksimal. Kami berharap, mereka bekerja tidak hanya sekedar menggugurkan kewajiban. Kerja itu bukan sekedar diperintah, karena mengandung kewajiban yang harus dipenuhi. Kewajiban ini adalah menciptakan pekerjaan tanpa diperintah, namun tepat sasaran. Prinsip kita, rakyat adalah atasan kita. Keberhasilan adalah menjalankan kewajiban jauh dari yang diharapkan atasan.

Mengenai Malang Selatan dan Malang Utara, bagaimana perkembangan pembangunannya?
Masih ada ketimpangan. Namun saya yakin, suatu saat Malang selatan akan tumbuh maju seperti Malang utara. Saya lihat semangat masyarakat Malang selatan sangat tinggi, itu modal utama untuk maju. Ada satu desa dengan PBB hanya Rp 60 juta, namun ketika ada iuran untuk membangun jalan, yang terkumpul malah sampai Rp 300 juta. Saat ini, di sana memang masih butuh infrastruktur, terutama jalan raya.

Apa harapan Bupati dalam satu tahun ke depan?
Selain tetap fokus membangun infrastruktur, saya ingin ada perubahan pola pikir pada masyarakat kita. Semangat untuk maju, membangun apapun pasti akan berhasil kalau kita punya keyakinan. Dengan keyakinan, bekerja dan membangun pasti akan lebih mudah direalisasikan. Kami ingin lebih banyak membangun mental dan spiritual masyarakat, mempertahankan ideologi Pancasila, satu kata dan tindakan. (*)

Merakyat, Gemar Turba Bersepeda Motor

 
Memimpin Kabupaten Malang, tak pernah terlintas dalam pikiran Sujud Pribadi ketika mulai terjun dalam kancah politik. Sejak kecil, Sujud sudah berjiwa nasionalis, dan dibesarkan di lingkungan keluar Partai Nasional Indonesia. Ideologi itu menular dari ayahandanya, Suwarjo, dan terus terpupuk hingga lahir Partai Demokrasi Indonesia (PDI) sekitar tahun 1973.
“Bagi saya, kehidupan ini ibarat air mengalir. Saya ikuti arusnya, dalam artian kata hati saya, yang terpenting bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat,” aku Sujud Pribadi.
Prinsip mengalir dan mengikuti kata hati itulah yang membuat Sujud tetap bertahan dalam ideologi nasionalis, Pancasilais hingga lahir PDI Perjuangan dan ikut Pemilu tahun 1999.
Menurut Sujud, saat itu anggotanya bertambah seiring makin melonggarnya tekanan terhadap partai berlambang kepala Banteng. “Dulu mengumpulkan orang mudah sekali, semua tulus ihlas, tanpa pamrih. Sekarang sangat sulit, serba uang, saya kira seluruh pengurus partai harus mengembalikan ideologi Pancasila bukan sekedar kulitnya,” ujarnya.
Pria asal Desa Glanggang, Kecamatan Pakisaji itu mengaku sempat berdagang sebelum terjun dalam kancah politik. Dia pernah menjadi sales kanan kiri keliling desa-desa. Baginya tak ada gengsi selama pekerjaan itu baik dan menghidupi keluarga. “Jangan sampai gengsi dan memaksakan keinginan di luar kemampuan kita,” nasihat pencinta Soto itu.
Prinsip hidup seperti itu, tetap terbawa meski dia duduk dalam tampuk kekuasaan. Tanpa rikuh sedikit pun, Sujud masih kerap menyambangi tempatnya berasal (rakyat) dengan bersepeda motor. Cara seperti itu menurut dia jauh lebih cepat dan hemat daripada memakai mobil dengan protokoler resmi. “Kabupaten Malang ini wilayahnya luas, dengan kondisi jalan yang bermacam-macam,” tambah suami Martiani Setyaningtyas itu.
Setelah menjadi Kepala Daerah, Sujud Pribadi terhitung beberapa kali naik sepeda motor dalam jarak jauh. Beberapa tahun silam, dia pernah bersepeda motor hingga ke Jakarta. Malah dia juga masih sempat pergi ke Bali untuk menemui salah satu Kepala Daerah di sana. “Bersepeda motor memang hobi saya, cukup dengan sepeda bebek. Lebih cepat, dan lebih hemat,” pungkas penyuka jus wortel ini. (ary/udi)

Biodata :
Nama : Sujud Pribadi
Lahir : Malang, 14 September 1965
Pendidikan Terakhir : Sarjana Ekonomi
Menikah : 17 April 2001
Istri : Martiani Setyaningtyas
Lahir : 2 Maret 1976
Anak : 1. Nadia Eka Prameswari (7,5 tahun)
2. M. Rizky Putra Negara (2,5 tahun)

Perjalanan Karir :
- Sekretaris DPC PDI-P Kabupaten Malang (1998-2000)
- Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Malang (1999-2000)
- Wakil Bupati Malang (2000-2002)
- Bupati Malang (2002-2005)
- Bupati Malang (2005- sekarang)
 

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Ada Komentar???? untuk PDI Perjuangan Kabupaten Malang

Arsip Blog