Senin, Februari 10, 2014

Antisipasi Bencana, Jangan Pakai Manajemen Panik

PDIP.kabmalang.com -

MALANG POST – Bencana yang terus mengancam Indonesia, tampaknya harus benar-benar disikapi pemerintah, secara maksimal dan bijak. Apalagi, nyaris setiap hari, selalu muncul bencana baru.
Belum selesai masalah banjir di Jakarta, kemudian disusul Gunung Sinabung meletus, kini Gunung Kelud yang berada di perbatasan Kediri dan Blitas, butuh perhatian khusus. Statusnya sudah waspada.
Agar tidak jatuh korban jiwa, pemerintah tidak boleh lagi menggunakan manajemen panik. Harus ada standard operating Procedure (SOP) penanganan bencana.
‘’Jika SOP itu dijalankan, kemudian tidak menggunakan manajemen panik, pasti jumlah korban bisa ditekan. Bahkan jika mungkin, jangan ada korban jiwa. 15 korban Gunung Sinabung, harus benar-benar jadi perhatian khusus pemerintah,’’ ujar Drs Ahmad Basarah MH, anggota Komisi III DPR RI, kemarin.
Menurut dia, sementara ini pemerintah cenderung menggunakan manajemen panik. Setiap ada bencana, seperti tidak siap untuk melakukan tindakan penanganan secara cepat.
Pemerintah, kata caleg DPR RI dari Dapil Malang Raya ini, selalu terlihat panik, dalam menyikapi setiap bencana. Padahal, Indonesia yang berada dalam kawasan gunung berapi, setiap saat berada dalam ancaman letusan gunung.
Belum lagi, banjir yang terus mengancam berbagai daerah. Tidak hanya di Jakarta, tapi juga di Semarang, Bondowoso dan beberapa wilayah lain. Termasuk di Malang Raya, juga sempat diterjang banjir yang mengakibatkan korban jiwa.
‘’Lihat saja di Pujon dan Ngantang. Seharusnya, pemerintah sudah harus cepat tanggap. Harus ada SOP yang dipahami oleh semua komponen, untuk melakukan tindakan cepat, dalam menangani bencanan,’’ imbuh Wasekjen PDIP ini.
Selain harus memperbaiki kinerja dalam penanganan bencana, kata Ahmad Basarah, seharusnya pemerintah juga memberikan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat. Khususnya di daerah-daerah berpotensi terkena bencana alam, agar siap dalam mengantisipasi dan mengatasi setiap bencana yang datang.
‘’Di Jepang, masyarakat sudah sangat siap. Baik mental maupun ketrampilan dalam menghadapi setiap bencana alam yang terjadi. Lihat saja, bencana tsunami besar yang belum lama terjadi di Jepang, dapat mereka minimalisir korban materi dan jiwa. Termasuk tindakan pemulihan juga cepat,’’ lanjutnya.
Itu semua bisa terjadi, kata mantan aktivis GMNI ini,  karena kultur masyarakat Jepang, sudah terlatih dalam menghadapi setiap bencana yang datang.
‘’Karena pemerintahnya punya SOP yang jelas dalam menangani setiap bencana alam yang datang. Semua itu berimbas pada kesiapan masyarakatnya, untuk menghadapi bencana,’’ sebut Ahmad Basarah.
Pria yang juga Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan ini juga menyoroti ancaman bahaya yang bisa saja muncul dari Gunung Kelud. Senyampang masih belum terjadi, dia berharap pemerintah sudah tanggap, apa yang harus dilakukan. Utamanya berkaca pada letusan Gunung Sinabung.
‘’Memang bencana itu, bisa mengancam semua orang. Termasuk datangnya tidak bisa diduga. Tetapi jika sejak awal kita mempersiapkan diri, dampak negatif, bisa diminimalisir. Hanya saja, pemerintah tetap harus berada di garda terdepan. Jangan kalau sudah terjadi bencana, baru turun semua. Sepertinya kok paniknya didahulukan,’’ imbuh Ahmad Basarah.
Dia yakin, jika SOP itu sudah dilakukan, masyarakat justru bisa diberdayakan untuk mengatasi setiap bencana yang muncul. Karena yang terkena dampak langsung, adalah masyarakat. (red/avi/jpnn)

Kontributor Artikel & Foto : Herman Hidayat Profile Facebook Herman Hidayat klik di sini. Herman adalah Pemilik MestiMoco.com.

www.MestiMoco.com

Sumber :  http://www.malang-post.com/nasional/81467-antisipasi-bencana-jangan-pakai-manajemen-panik
Share:

Arsip Blog