Sabtu, Desember 17, 2011

Rakercabsus PDI Perjuangan Kabupaten Malang

PDI Perjuangan - Hari Sabtu 17 Desember 2011 PDI Perjuangan Kabupaten Malang punya gawe RAKERCABSUS. Acara ini dihelat dalam rangka Penetapan Ketua Definitif DPC PDI Perjuangan Kabupaten Malang sesuai dengan keputusan DPP yang menunjuk Drs Hari Sasongko sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan menggantikan (Alm) Boimin.

Dalam acara yang diadakan di Gedung Cakra Turen kabupaten Malang ini dihadiri oleh PAC, DPC serta undangan yang terdiri dari Departemen Wanita DPC PDI Perjuangan, DPD jawa Timur. Hadir pula M Geng wahyudi, Sujud Pribadi, Marsudi FN, Sri Suharto selaku DEPERCAB yang akan dilantik.

Acara yang dimulai pukul 10.15 ini diawali dikumandangkannya Lagu Kebangsaan, dalam sambutannya Hari Sasongko selaku ketua DPC menyampaikan agenda kerja yang sedang dilaksanakan DPC adalah melaksanakan penyempurnaan stafing pada Departemen, Organisasi Sayap dan Badan.

Pada tahun 2012 diawali HUT PDI Perjuangan akan dilaksanakan pembentukan BADIKLAT dan INFOKOM dimana kedua departemen ini merupakan jawaban atas tantangan terhadap persaingan dan upaya peningkatan pemahaman dan informasi melalui media cetak dan media Internet.

Sasaran yang akan dicapai dalam tahun 2012 adalah 5 Mantab yaitu Mantab Ideologi, mantab Organisasi, Mantab Kader, Mantab Program dan Mantab Sumber Daya. 
Dalam acara ini juga disampaikan tentang persiapan e-KTA, yang berbasis data tungga di DPP, target yang diharapkan dititik beratkan pada kwalitas pendataan anggota dan pemetaan terhadap sebaran anggota. (H2o)

Kontributor Artikel & Foto : Herman Hidayat Profile Facebook Herman Hidayat klik di sini. Herman adalah Pemilik MestiMoco.com.

www.MestiMoco.com
Share:

Kamis, Desember 08, 2011

Aksi Bakar Diri di Depan Istana SBY Bukan Sebuah Kebetulan!

Partai.mestimoco.com - Kamis, 08 Desember 2011 , 07:45:00 WIB
Laporan: Yayan Sopyani Al Hadi


RMOL. Insiden bakar diri di depan kantor Presiden SBY tentu bukan sebuah kebetulan. Pelaku pasti mengetahui dan memilih tempat strategis ini untuk melakukan aksi tragisnya.

Rencana bunuh diri dengan membakar diri hanya mungkin dilakukan oleh orang sadar akan apa yang dilakukan, karena untuk membakar diri tentu perlu mempersiapkan bahan bakar. Sehingga bisa diduga pilihan tempat membunuh diri pun pasti dilakukan dengan sadar.

"Dari sini, dapat diduga motif bunuh diri dengan membakar diri ini dilakukan untuk menarik perhatian si pemilik kantor, yakni presiden SBY, dan tentu saja publik. Motif mencari perhatian Presiden SBY inilah yang harus diketahui lebih jauh," kata Ketua DPP PDI Perjuangan bidang Pertahanan, Keamanan dan Hubungan Internasional, Andreas Hugo Pareira, kepada Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Kamis, 8/12).

Di sisi lain, dengan kecanggihan alat penyelidikan yang dimiliki, kata Andreas, seharusnya polisi tidak sulit untuk mengetahui identitas si pelaku bunuh diri. Dan apabila sudah diketahui identitas pelaku tentu bisa ditelusuri motif bunuh diri tersebut.

"Publik perlu mendesak polisi untuk mengungkap tuntas pelaku dan motif bunuh diri, karena ini unik dan jarang terjadi, apalagi dilakukan di depan kantor presiden yang merupakan simbol negara," tegas Andreas.

Sambil menunggu polisi mengungkap kasus ini, Andreas menduga kejadian ini merupakan aksi dari orang yang mempunyai dendam, kekecewaan yang sangat mendalam terhadap Presiden SBY, namun tidak mempunyai kanalisasi untuk mengungkapkan. Akhirnya dia frustasi dan mengambil langkah tragis inilah.

Kejadian ini, lanjut Andreas, merupakan warning untuk Presiden SBY, bahwa di tengah kegetolan presiden menjaga citra diri dan pemerintahannya, ternyata ada orang frustasi dan nekad melakukan tindakan fatalistik hanya untuk mengungkapkan kekecewaan.

"Dan saya kira, yang mempunyai 'dendam' dan kekecewaan seperti ini, bukan hanya pelaku bunuh diri ini, tapi masih banyak lagi di republik ini, namun mungkin mereka belum menemukan cara mengungkapkan kekecewaannya," demikian Andreas.

"Mengadu kepada DPR tidak didengar, mengadu ke pemerintah apa lagi, demo cuma habis suara, sementara di media sekadar diberitakan saja tanpa ada solusi dari pemangku kebijakan," kata Muzani.Sekjen DPP Gerindra [ysa]

Pesan Moral : "Selain hanya mendesak polisi untuk mengungkap motifnya apa lagi yang bisa dilakukan PDI Perjuangan ????"

Sumber : http://www.rakyatmerdekaonline.com/r...ah-Kebetulan!-

Kontributor Artikel & Foto : Herman Hidayat Profile Facebook Herman Hidayat klik di sini. Herman adalah Pemilik MestiMoco.com.

www.MestiMoco.com
Share:

d'UNO Adv and ME project


Partai.mestimoco.com - Kalimat yang cukup menggelitik ini aku dapatkan di tembok rumah seorang kawan yang dulu aktif sebagai pengurus di salah satu desa di Kecamatan Singosari. Dia mengatakan d'UNO Adv and ME project artinya Usaha Neng Omah, jadi berusaha mencari Rizki yang halal tanpa harus keluar rumah. Luar biasa perjuang dan upaya Prayet ini.

Ada sesuatu yang sangat berkesan dari kunjungan ke rumah banteng muda ini, dia mengatakan "harga diri dari seorang kader akan jatuh senilai uang yang diminta kepada seseorang" ungkapan yang sangat luar biasa untuk seseorang pengusaha (maksudnya untuk dapat hidup layak besok mesti harus berusaha bekerja).

Bagi kawan kawan khususnya di linkungan Kecamatan Singosari jika membutuhkan jasa cetak mencetak dapat menghubungi Sam Prayet Jl.Anusopati III rt 04/rw 07 Candirenggo-Singosari Telp (0341)453665 Email / YM : adv_uno@yahoo.com atau lewat jejaring sosial http://facebook.com/prayet.canarock

Di usaha ini dia menyediakan jasa cetak baner toko, pameran, pilkada, pileg, Topi, Kaos, Baju Seragam, Mug, Payung dan sebagainya (Pokoknya yang bisa di cetak), bahkan kalaupun seandainya bapak-ibu anggota dewan mau mengusulkan disanapun siap mencetak kertas suara, sebagai seorang kader dia tak lupa juga membantu kawan kawan lain yang kebetulan belum memiliki penhasilan ditampung untuk membantu dirinya dalam menjalankan usaha ini

Kontributor Artikel & Foto : Herman Hidayat Profile Facebook Herman Hidayat klik di sini. Herman adalah Pemilik MestiMoco.com.

www.MestiMoco.com
Share:

Rabu, Desember 07, 2011

Sam Sugeng Pujianto Dampit

Partai.mestimoco.com - Kader PDI Perjuangan yang berasal dari Kecamatan dampit ini merupakan pejuang yang tangguh. Pada periode 2010 - 2015 dia dipercaya sebagai Sekertaris Dewan Pimpinan Cabang PDI Perjuangan Kabupaten Malang.

Karirnya dibidang politik diandai dengan terpilihnya sebagai wakil rakyat dari Dapil 4 Kabupaten Malang yang meliputi Ampelgading, Tirtoyudo, Dampit dan Turen selama dua periode. Sebagai anggota dewan dia ditugaskan untuk jabatan Ketua Fraksi PDI Perjuangan

Sugeng Pujianto yang lahir pada tahun 1962 ini, merupakan Alumni FIA Universitas Brawijaya Malang. Sebagai ketua Komisi D, dia bertugas dibidang pembangunan. Tipikal Sugeng Pujianto sedikit kalem. dan cerdas sebagai politisi. Sugeng sangat dekat dengan banteng-banteng muda. Di daerah Amtirdam dan Turen namannya cukup kesohor. Namun, di luar daerah atau lintas wilayah kantong-kantong kader PDIP Kabupaten Malang, nama Sugeng kurang populer.




Kontributor Artikel & Foto : Herman Hidayat Profile Facebook Herman Hidayat klik di sini. Herman adalah Pemilik MestiMoco.com.

www.MestiMoco.com
Share:

Senin, Desember 05, 2011

Drs Pramono Kader Kecamatan Lawang

Partai.mestimoco.com - Nama Drs. Pramono Jati Subiantoro ini adalah salah satu kader dari Kecamatan paling utara dari ilayah Kabupaten Malang yakni Kecamatan Lawang.

Mulai aktif di PDI segi lima pada tahun 1993 dan pada masa 1997 Pramono selaku pengurus ranting memilih untuk mendukung Promeg. dibanding bersama Pro Suryadi. Hal ni dilakukannya karena dia merasa bahwa pengurus PDI masa itu telah menyimpang dari systm demokrasi di PDI, hal ini karena penguasa saat itu menginginkan pemimpin PDI dapat dikendalikan oleh penguasa.

"Saya merapatkan barisan dengan tokoh-tokoh tua yang menjadi pilar PDI seperti bpk Jati Kusumo, (Alm) Djoko Utoyo, Peni Suparto (Wali kota Malang, Bido Swasono dan lain-lain" demikian menurut pernyataan Pramono.
Pada tahun 2009 lalu kader ini pernah menjadi calon legislatif di Dapil 4 Kab. malang (Turen, Dampit, Ampelgading) tetapi belum berhasil mewakili konstituen di derah tersebut.



Kontributor Artikel & Foto : Herman Hidayat Profile Facebook Herman Hidayat klik di sini. Herman adalah Pemilik MestiMoco.com.

www.MestiMoco.com
Share:

Kamis, Desember 01, 2011

Daftar Anggota Fraksi PDI Perjuangangan DPRRI

Partai.mestimoco.com -

Berikut adalah data Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRRI periode 2009 - 2014
http://www.kpu.go.id/dmdocuments/Buku%20PDIP.pdf

Untuk Profil anggota DPD dapat diunduh di sini
http://www.kpu.go.id/dmdocuments/Buku%20DPD.pdf

Kontributor Artikel & Foto : Herman Hidayat Profile Facebook Herman Hidayat klik di sini. Herman adalah Pemilik MestiMoco.com.

www.MestiMoco.com
Share:

Rabu, November 30, 2011

DPRD Akan Evaluasi Proyek Mangkrak

Ilustrasi KabMalang.com
Kabupaten Malang - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Malang merasa prihatin dengan banyaknya proyek mangkrak di wilayah. Untuk itu, dewan akan mengevaluasi, karena proyek  fisik yang telah didirikan itudibiayai dari anggaran daerah, dengan menelan biaya miliaran rupiah.

"DPRD akan evaluasi seluruh proyek yang mangkrak, " ujar Ketua DPRD Kabupaten Malang Hari Sasongko di kantornya Jalan Panji, Kepanjen, Selasa (29/11/2011).

Hari Sasongko mengaku, langkah itu dilakukan setelah ditemukannya banyak proyek fisik yang ternyata tak banyak bermanfaat. Seperti Islamic Center di Kepanjen,  Terminal Gondanglegi dan Ampelgading, . "Dan itu hanya beberapa saja, masih banyak lagi yang lainnya" .

"Karena masalah pembangunan maka kita tugaskan Komisi D, karena komisi itu yang membidangi," uraKetua Dewan yang juga Ketua DPC PDIP Kabupaten Malang ini.

Kontributor Artikel & Foto : Herman Hidayat Profile Facebook Herman Hidayat klik di sini. Herman adalah Pemilik MestiMoco.com.

www.MestiMoco.com
Share:

Selasa, November 29, 2011

Kader PDI Perjuangan SOLO

Partai.mestimoco.com -Banyak anggota PDI Perjuangan yang mengaku menjadi kader karena jabatannya, baik karena jabatan struktural mulai dari Anak Ranting hingga DPP atau anggoata dewan Kabupaten/ Kota hingga DPR RI. Walau sebenarnya untuk dapat disebut kader adalah sesuatu yang tidak mudah tetapi banyak yang mengaku menjadi kader, hanya saja sedikit yang "diakui" sebagai kader seperti salah satunya adalah :


  • Nama : Joko Widodo
  • Lahir: 21 Juni 1961 (umur 49)
  • Pendidikan: Sarjana Kehutanan UGM, Yogyakarta (1985)
  • Pekerjaan: Pengusaha mebel rumah&taman
  • Facebook: http://www.facebook.com/jokowi
  • Email: jokowi@indo.net.id
  • Karir:
    - Pendiri Koperasi Pengembangan Industri Kecil Solo (1990)
    - Ketua Bidang Pertambangan & Energi Kamar Dagang dan Industri Surakarta (1992-1996)
    - Ketua Asosiasi Permebelan dan Industri Kerajinan Indonesia Surakarta (2002-2007)
  • Penghargaan:
    - Joko Widodo terpilih menjadi salah satu dari "10 Tokoh 2008" (Majalah Tempo)
    - Menjadi walikota terbaik tahun 2009 (sumber)
    - Pak Joko Widodo jg meraih penghargaan Bung Hatta Award, atas kepemimpinan dan kinerja beliau selama membangun dan memimpin kota Solo. (sumber)

    selain itu, berkat kepemimpinan beliau (dan tentunya semua pihak yg membantu), kota Solo jg banyak meraih penghargaan, di antaranya
    - Kota Pro-Investasi dari Badan Penanaman Modal Daerah Jawa Tengah
    - Kota Layak Anak dari Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan
    - Wahana Nugraha dari Departemen Perhubungan
    - Sanitasi dan Penataan Permukiman Kumuh dari Departemen Pekerjaan Umum

Kontributor Artikel & Foto : Herman Hidayat Profile Facebook Herman Hidayat klik di sini. Herman adalah Pemilik MestiMoco.com.

www.MestiMoco.com
Share:

Jumat, November 25, 2011

PDI Perjuangan Jatim berduka

Partai.mestimoco.com -
Partai.mestimoco.com -Innalilahi wainalilahi rojiun kabar meninggal Ir Sutjipto Tokoh PDIP Jatim setelah menjalani perawatan di RS Darmo karena menderita stroke.

Minggu (20/11/2011) lalu, Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarno Putri didampingi Sekjen Tjahjo Kumolo membesuk tokoh PDIP Jatim ini di RS Darmo Surabaya.

Ir. Soetjipto Soedjono lahir di Trenggalek, 13 Agustus 1945, meninggal di Surabaya,  pada umur 66 tahun, merupakan salah satu tokoh politisi terkemuka di Indonesia. Dia bersama Insinyur Ryantori menemukan fondasi konstruksi sarang laba-laba yang terbukti aman dari gempa pada gempa daerah rawan gempa seperti di Nanggro Aceh Darussalam.

Tahun 2008 Sutjipto juga menjadi calon Gubernur Jawa Timur berpasangan dengan Ridwan Hisjam

Kontributor Artikel & Foto : Herman Hidayat Profile Facebook Herman Hidayat klik di sini. Herman adalah Pemilik MestiMoco.com.

www.MestiMoco.com
Share:

Rabu, November 23, 2011

Rano Karno Berhasil menjadi Wakil Gubernur Jabar

Rano Karno
Partai.mestimoco.com -JAKARTA- Ketua Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) M Mahfud MD, menolak semua permohonan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Banten, Wahidin Halim-Irna Narulita.

"Dengan ini, menolak permohonan permohon untuk seluruhnya," ujar Mahfud, saat membacakan putusan hasil permohonan pemohon dari nomor urut 2, Selasa (22/11/2011).

Putusan MK yang menyatakan menolak semua gugatan WH-Irna, secara tidak langsung telah memenangkan pasangan calon nomor urut 1, Ratu Atut Chosiyah-Rano Karno (dari PDI Perjuangan) menjadi Gubernur Banten, periode 2012-2017.
"Tidak ada pelanggaran yang terstruktur, sistematis dan massif. Dari semua materi gugatan yang dilayangkan WH-Irna, bisa dikatakan semuanya ditolak dan tidak terbukti dimuka sidang. Itu pun tidak terbukti mampu mendongkrak perolehan suara Atut-Rano.
Diluar sidang, putusan MK disambut gembira oleh seluruh massa pendukung Atut-Rano hingga menimbulkan kegaduhan.  Pertimbangan Majelis Hakim menolak semua gugatan pasangan calon Nomor urut 2, karena permohonan permohon tidak memiliki kekuatan hukum dan bisa dibuktikan di muka sidang. Serta tidak mempengaruhi perolehan suara Atut-Rano.


Kontributor Artikel & Foto : Herman Hidayat Profile Facebook Herman Hidayat klik di sini. Herman adalah Pemilik MestiMoco.com.

www.MestiMoco.com
Share:

Minggu, November 20, 2011

KTA nisasi PDI Perjuangan JATIM

Partai.mestimoco.com -


PROSES KTA-nisasi PDI Perjuangan segera berlangsung di Jawa Timur menyusul digelarnya acara Pelatihan KTA-nisasi Satu Atap di Sekretariat DPD Jatim, Jl Kendangsari Industri 57 Surabaya, Sabtu (19/11). Apa yang membedakan antara kartu tanda anggota kali ini dengan KTA yang pernah beberapa kali diterbitkan partai?
"KTA ini berlaku seumur hidup," kata Ketua Bidang Organisasi DPP, Djarot Syaiful Hidayat.

Panjang lebar Djarot menjelaskan, KTA baru ini diterbitkan oleh DPC. Data-data pada formulir isian untuk pengurusan KTA disentralisasi di DPP. "Ini yang disebut KTA satu atap," kata pria yang pernah menjabat Wali Kota Blitar dua periode ini.

Basic dari KTA baru ini adalah data tempat tinggal atau domisili pemegang KTA seperti tertera di KTP yang dilampirkan pada saat mendaftar. Nomor keanggotaan pada KTA terdapat kode area yang menjadi pembeda tempat tinggal antara satu pemegang KTA dengan yang lainnya.

Lantaran itu Djarot memastikan jika seseorang yang sudah memiliki KTA ini, diumpamakan dari daerah Surabaya, tidak akan bisa memiliki KTA lagi dari daerah lain. "Sistem KTA satu atap menghindari adanya KTA ganda.

Database dari seluruh daerah yang tersentral di DPP menjamin validitas jumlah keanggotaan partai. Jadi, berapa jumlah KTA yang diterbitkan nanti, itu adalah jumlah anggota partai pada saat tersebut," urainya.

Kontributor Artikel & Foto : Herman Hidayat Profile Facebook Herman Hidayat klik di sini. Herman adalah Pemilik MestiMoco.com.

www.MestiMoco.com
Share:

Berikan Pemahaman Politik Pengurus Ranting

Partai.mestimoco.com -

Berikan Pemahaman Politik Pengurus Ranting

ANGGOTA Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Eva Kusuma Sundari mengatakan, citra politik menurun salah satunya disebabkan kurangnya pemahaman tentang dunia politik di kalangan masyarakat tingkat bawah. Oleh karena itu, pembelajaran politik langsung ke masyarakat bisa membantu mereka mengembalikan citra politik.
Pembelajaran politik itulah yang dilakukan Eva di wilayah Kabupaten Kediri, kemarin. Dalam pembelajaran politik yang bertempat di Pondok Pesantren Al-Hidayah Desa Tambakrejo Kecamatan Gurah, Eva di antaranya menjelaskan pentingnya empat pilar kebangsaan, yakni, Bhineka Tunggal Ika, Pancasila, UUD 45 dan NKRI.

"Dengan kita selalu berpegangan empat pilar tersebut, politik akan sangat berguna, terutama dalam membangun bangsa ini. Begitu sebaliknya, jika tidak paham, maka tidak akan mengerti politik dan bangsa ini tidak lagi mempunyai arah dan tujuan," kata Eva, di hadapan ratusan pengurus ranting PDI Perjuangan se-Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri.

Dia mencontohkan, banyaknya konflik yang terjadi antar etnis maupun suku beberapa waktu terakhir, salah satu penyebabnya adalah hilangnya pembelajaran Pancasila di kalangan pelajar. Rasa nasionalis yang telah dicetuskan Presiden Soekarno mulai luntur. "Untuk itu, mari kita kembali pada jati diri kita dengan selalu berpedoman Pancasila dalam setiap tingkah laku dan tindakan," ujarnya.

Dalam sosialisasi empat pilar tersebut, dijelaskan Eva, rencananya bukan hanya dilakukan di PAC Gurah saja. Namun nantinya, setiap PAC se-Kabupaten Kediri juga akan digelar sosialisasi. Hanya saja, dalam pertemuan awal ini, masih mencari konsep yang tepat.

"Meskipun kegiatan saya sangat padat sekali menjadi angggota fraksi PDI Perjuangan di DPR RI, namun untuk sosialisasi empat pilar ini, saya berjanji akan terus hadir," katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi DPC PDI Perjuangan Kabupaten Kediri H. Sulkani mengaku sangat terbantu adanya sosialisasi yang dilakukan anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI, yang langsung terjun ke bawah menyapa kader dan hingga anak ranting. "Mudah-mudahan masyarakat tingkat bawah mendapatkan pembelajaran yang bermanfaat dan bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari," ujar Sulkani.

Selain itu, dia juga berharap para kadernya yang duduk di tingkat ranting tidak segan-segan untuk menyampaikan segala keluhan. "Sampaikanlah keluhan pada Bu Eva, mumpung beliau di sini, siapa tahu persoalan-persoalan tersebut bisa dipecahkan bersama-sama dalam diskusi kali ini," harapnya.

Sosialisasi empat pilar di tingkat PAC dengan menghadirkan ranting, dikatakan Sulkani akan terus dilakukan, tentunya juga akan menghadirkan Eva sebagai narasumber. Setelah pertemuan awal di Gurah, selanjutnya nanti akan bergiliran di setiap PAC se-Kabupaten Kediri. (arif)

Sumber : http://www.pdiperjuangan-jatim.org/v03/index.php?mod=berita&id=4944#
Kontributor Artikel & Foto : Herman Hidayat Profile Facebook Herman Hidayat klik di sini. Herman adalah Pemilik MestiMoco.com.

www.MestiMoco.com
Share:

Jumat, November 18, 2011

"Tour Perjuangan" Banyumas

Partai.mestimoco.com -


Sore pukul 15.00 DPC PDI Perjuangan kabupaten Malang kedatangan 5 Orang tamu anggota PDI Perjuangan Banyumas. mereka datang dengan 5 buah Roda tiga (Becak), merka adalah Budi Hadi Haryono, Dori Alqodri, Suwarko, Taufiq Hidayat dan Nanang

Menurut Budi selaku ketua rombongan perjalanan panjang dari Banyumas Purwokerto ini diberi nama "Tour Perjuangan". Perjalanan panjang ini dimulai sejak tanggal 28 Oktober yang lalu bersamaan hari Sumpah Pemuda. Tujuan dari kegiatan ini adalah :
  1. Memperingati Sumpah Pemuda 
  2. Melaksanakan Silaturahmi antar kader Jawa Bali
  3. Mensosialisasikan mensukseskan Pilpres 2014
Ada banyak kesan yang mereka peroleh selama perjalanan panjang "Tour Perjuangan" ini, seperti saat di Alas baluran, mereka mendapatkan pengawalan Mio Club Situbondo pimpinan bung Wawan. Pengawalan itu mulai Asembagus hingga perbatasan Banyuwangi.

Setelah tiba di Banyuwangi mereka menyeberang ke pulau Bali, menurut rencana tujuan utama di Pulau Dewata ini adalah kota Denpasar, karena pada saat tiba di pulau Bali bersamaan dengan acara KTT negara-negara Asean maka saat tiba di Jembrana oleh aparat tidak diijinkan untuk melanjutkan perjalanan ke kota Denpasar, untu itu mereka kembali ke pulau Jawa untuk melanjutkan rencana mereka ke ibu kota Jakarta.

Untuk istirahat, mereka berlima menggunakan kantor-kantor DPC yang mereka lalui seperti, DPC Probolinggo atau di tampung oleh banyak simpatisan PDI Perjuangan.

Saat di DPC Kabupaten Malang mereka diterima oleh Ketua DPC Kabupaten Malang, Hari Sasongko, menurut ketua DPC yang baru saja terpilih sebagai Ketua DPC Definitif menggantikan (Alm) Boimin ini menyatakan salut akan semangat juang kader-kader PDI Perjuangan Banyumas ini.
Team "Tour Perjuangan" ini rencananya esok pagi akan melanjutkan perjalanan ke kota Blitar untuk berziarah ke Makam Proklamatan yang kemudian berlanjut sampai Jakarta, mereka berharap disa mencapai DPP PDI Perjuangan sebelum tanggal 10 Januari guna mengikuti hari Ulang tahun PDI Perjuangan di kantor DPP.

Selamat berjuang saudaraku semoga sukses sampai tujuan

Kontributor Artikel & Foto : Herman Hidayat Profile Facebook Herman Hidayat klik di sini. Herman adalah Pemilik MestiMoco.com.

www.MestiMoco.com
Share:

Anggota DPRD Jatim Luluk Mauludiyah Angkat Bicara

“Saya Dituding Poliandri, Itu Skenario Pembusukan untuk Melengserkan Saya”

 Partai.mestimoco.com -
Anggota DPRD Jawa Timur dari Fraksi PDI Perjuangan Luluk Mauludiyah akhirnya angkat bicara soal tudingan skandal poliandri terhadap dirinya yang dilaporkan ke Badan Kehormatan DPRD dan DPD PDI Perjuangan Jatim.
Anggota Dewan dari dapil Jatim 2 tersebut menegaskan dirinya telah menjadi korban konspirasi ‘politik busuk’ yang bertujuan ingin menggesernya dari kursi DPRD Jatim dan dari keanggotaan partai. Ia menyebut, seorang oknum di DPD PDI Perjuangan Jatim telah mengintervensi seorang tim suksesnya yang bernama Teguh Digdayanto agar melapor kepada BK DPRD dan DPD PDIP Jatim dengan mengatasnamakan sebagai suami keduanya.
“Saya menduga ada konspirasi politik yang ingin melengserkan saya. Ini politis sekali. Saya dan saudara teguh telah dipanggil untuk menyampaikan keterangan di DPD. Hari ini Saudara Teguh akan mencabut laporannya,” kata Luluk melalui ponselnya kepada LENSAINDONESIA.COM, Kamis Sore (17/11).
Terkait pemanggilan dirinya dan Teguh oleh DPD PDI Perjuangan Jatim, Luluk menyampaikan bahwa Teguh Digdayanto dipanggil dan dimintai keterangan oleh DPD pada hari Sabtu (12/11/2011). Saat itu, teguh diperiksa oleh pengurus DPD PDI Perjuangan Jatim bernama Nugroho yang tak lain adalah Caleg Nomor 1 di Dapil Jatim 2. Hanya saja, Nugroho gagal lolos menjadi anggota DPRD Jatim. “Saya dipanggil hari Minggu. Saya diperiksa oleh Pak Bambang Dwi Hartono,” ujarnya.
Dalam wawancara melalui sambungan telepon itu, Luluk menceritakan bahwa dirinya mengenal Teguh sejak tahun 1983. Ia dan Teguh merupakan teman SMA di Pasuruan. Bukan hanya saling kenal antar personal, namun antar keluarga mereka juga sudah saling kenal. “Setelah itu bertemu lagi saat menjelang pemilu legislatif 2008. Karena dia tahu gambar saya banyak di jalan-jalan. Kemudian dia menawarkan menjadi tim sukses,” kata Luluk.
Merasa saling kenal, tawaran itu pun diterima. Kemudian berlanjut komunikasi intens. Disebutkan, mereka sama-sama sudah punya keluarga.
Sementara, dalam perjalanan kampanye Luluk mengaku Teguh memang juga keluar biaya. “Tapi, saya rasa bukan soal itu, karena biaya itu sudah saya keluarkan,” terang istri mantan Wakil Wali Kota Pasuruan Pudjo Basuki.
Dikatakan, keduanya sudah lama berteman dan masing-masing sudah punya keluarga. Soal adanya perasaan GR, Luluk mengaku tidak tahu. Termasuk apakah yang bersangkutan memendam perasaan suka dan sebagainya juga tidak ditanggapi serius.
“Mungkin merasa tidak diperhatikan, kemudian jadilah sebuah laporan ke DPD dan BK DPRD Jatim,” kata wanita tersebut. Luluk mengaku, pihaknya mendengar Teguh melaporkan dirinya ke DPD partainya, dan ditemui seseorang.
Luluk menduga, dari situlah awal permasalahan muncul sehingga kemudian ramai menjadi pembicaraan. Ditambah lagi, ada dugaan sejumlah pihak ingin menggoyang kedudukannya sebagai anggota DPRD Jatim.
“Dugaan saya, ini ada skenario pembusukan dari dalam,” lanjutnya. Maksudnya, lanjut Luluk, ada pihak yang ingin dirinya tergeser dari posisi anggota DPR.
”Saya heran, 30 menit setelah Saudara Teguh diperiksa, berita itu sudah menyebar ke mana-mana,” katanya yang mengaku dirinya diberitahu isu itu menyebar setelah dirinya diberitahu oleh Teguh.
Sementara itu, dikalangan DPD PDI Perjuangan Jatim berembus kabar bahwa telah terjadi pertarungan politik antar politisi yang berasal dari Dapil Jatim 2. Tujuanya tak lain, adalah berebut kursi DPRD yang saat ini diduduki Luluk Mauludiyah.
Terkait kasus tudingan skandal poliandri ini, sebelumnya sempat beredar kabar kader-kader partai berlambang kepala banteng dengan moncong putih asal Kota Pasuruan bersama perwakilan masyarakat mendatangi DPRD Jatim Rabu kemarin, yang juga disebar melalui email.
Mereka menuntut Luluk Maulidiyah dipecat dari keanggotaan DPRD di Fraksi PDI-P. Alasannya, mereka merasa malu mempunyai wakil rakyat yang bertindak melawan hukum negara dan hukum Islam.
Luluk dituding telah menikah lagi meskipun masih mempunyai suami sah, yang disebutkan bernama Pujo, mantan Wakil Walikota Pasuruan, Jatim.
Mereka mengatakan, “Ini mungkin kasus pertama anggota DPRD di Indonesia yang melakukan poliandri,” bunyi kalimat yang tersebar melalui koordinator aksi, Mohammad Jazuli.
Menurut Jazuli, suami kedua Luluk disebutkan bernama Teguh Digdayanto, pacar SMA-nya dulu. Luluk dan laki-laki ini kemudian kawin sirih, tepatnya di Desa Gumolong, Kecamatan Tembelang, Solo, Jawa Tengah. Mereka sempat mengangkat anak bernama Adam dan Gusti Ari, yang sampai sekarang masih ikut Luluk. “Sudah lama kami memendam masalah ini. Tetapi kami sebagai banteng-banteng yang hidup di Kota Pasuruan yang agamis, malu karena masyarakat terus-terusan membicarakan soal ini sampai di warung-warung terkait Luluk menikah lagi,” kata Jazuli.
Jazuli mengancam, jika BK DPRD Jatim tidak segera mengambil tindakan, pihaknya mengancam akan melakukan demontrasi besar-besaran.
 
http://www.lensaindonesia.com/2011/11/17/dituding-poliandri-anggota-dprd-jatim-luluk-mauludiyah-angkat-bicara.html/
Kontributor Artikel & Foto : Herman Hidayat Profile Facebook Herman Hidayat klik di sini. Herman adalah Pemilik MestiMoco.com.

www.MestiMoco.com
Share:

Daftar Nama Anggota Fraksi PDIPerjuangan

Partai.mestimoco.com -
ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KABUPATEN MALANG
DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2009
PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN
No
Dapil
Foto
Nama Anggota Legislatif
L/P
TEMPAT TINGGAL
1
I
SUGIYANTO
L
KEPANJEN
2
RENI PURWININGTIYAS
P
PAGELARAN
3
II
HM. SUHADI, SE
L
PAKIS
4
III
DARMADI, S.Sos
L
PONCOKUSUMO
5
H. BAMBANG WINARTO
L
JABUNG
6
IV
Drs. SUGENG PUJIANTO
L
DAMPIT
7
SUAEB HADI, SH., M.Hum
L
TUREN
8
V
SUMA'I
P
PAGAK
9
YOYOK PANDAN HARIYOTO., S.Sos
L
GEDANGAN
10
VI
Drs. HARI SASONGKO
L
TAJINAN
11
HARI UTOMO
L
PAKISAJI
12
VII
Ir. BUDI KRISWIYANTO
L
KASEMBON
13
Dra. MULIK YULIATI
P
WAGIR
Sumber : http://www.pdiperjuangan-jatim.org/v03/?mod=aleg2009&id=14

Ini rakyat (salah satu PEMILIK Kedaulatan) yang memberi masukan ada kekeliruan penulisan, Nuwus Sam Yud .......
Kontributor Artikel & Foto : Herman Hidayat Profile Facebook Herman Hidayat klik di sini. Herman adalah Pemilik MestiMoco.com.

www.MestiMoco.com
Share:

Jumat, November 11, 2011

DPC PDIP Kabupaten Malang

Partai.mestimoco.com -
Alamat: Jl. Panglima Sudirman No. 1, Ngadilangkung, Kepanjen
Telepon: (0341) 391028 (T/F)


Jabatan
Nama
Ketua Drs. Hari Sasongko
Wakil Ketua :  
Bid. Politik & Pemenangan Pemilu H. M. Suhadi, SE, MAP
Bid. Keanggotaan & Organisasi Mujiono
Bid. Ideologi & Kaderisasi Warisan
Bid. Informasi & Komunikasi Suryadi
Bid. Pemuda, Pelajar, Mahasiswa & Olah Raga Hari Sasongko
Bid. Pemberdayaan Perempuan & Kesejahteraan Rakyat Esti Wahyuningsih
Bid. Buruh, Tani & Nelayan Niti Ahmad
Bid. Pembangunan Daerah & Pemerintahan Waris
Bid. Advokasi, Hukum & HAM Ir. Budi Kriswiyanto
Sekretaris Drs. Sugeng Pujianto
Wkl. Sek. Bid. Internal Muarap
Wkl. Sek. Bid. Eksternal Hartono Saputro
Bendahara H. Sueb Hadi, SH, MH
Wkl. Bend. Bid. Inventarisasi & Kekayaan Partai Drs. H. Mudjiono, M.Si
Kontributor Artikel & Foto : Herman Hidayat Profile Facebook Herman Hidayat klik di sini. Herman adalah Pemilik MestiMoco.com.

www.MestiMoco.com
Share:

Jumat, Juli 08, 2011

PDIP Golkar dan Demokrat saling berebut

Partai.mestimoco.com -
Kurang dari sepuluh bulan ke depan--sejak Juli 2011-- Jawa Timur bakal kembali menggelar serangkaian pemilihan kepala daerah (Pilkada). Partai-partai pun mulai memanaskan kembali mesin politik mereka masing-masing. Berkaca pada hasil Pilkada di Jatim 2010-2011, PDIP-Golkar bersaing ketat menguasai Jatim, sementara partai penguasa yaitu PD ‘tak bertaring’ lagi mengeruk suara.       
“Selain Golkar, masih ada partai PDIP yang juga masih kuat dalam pertarungan politik di Jatim. Peta politik kekuatan parpol besar PDIP, Golkar dan PKB di Jatim memang bisa dibilang merata,” ujar pengamat politik dari Universitas Airlangga, Muhammad Asfar, Rabu (6/7).
Menurut catatan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jatim, Pilkada paling dekat digelar yaitu Kota Batu. Kota Apel ini akan memasuki masa persiapan Februari 2012 dan pemungutan suaranya, September 2010.
Sesuai dengan Peraturan KPU No. 9/2010, pungutan dilakukan 60 hari sebelum berakhirnya masa jabatan kepala daerah. Di Kota Batu, masa jabatan Walikota Batu Eddy Rumpoko berakhir 24 Desember 2012. Sedangkan masa persiapan, berdasarkan peraturan KPU, mulai digelar sejak 210 hari sebelum pungutan suara.  
Setelah Kota Batu berderet-deret diagendakan Pilkada Kabupaten  Probolinggo, Kab. Sampang, Bangkalan, Bojonegoro, Nganjuk, Pamekasan, Tulungagung, Pasuruan, Magetan, Madiun, Lumajang, Bondowoso, Kota Malang, Jombang, Kota Probolinggo, Kota Kediri, Kota Mojokerto, Kota Madiun dan ditutup dengan Pilkada Gubernur pada 2014. Pilkada ini dijadwalkan digelar sepanjang 2012-2013.
Menurut penelusuran, bercermin dari hasil Pilkada-Pilkada sebelumnya (2010-2011), drai 18 Pilkada yang digelar, parpol lama seperti PDIP, Golkar dan PKB menjadi parpol pengusung utama dan  parpol yang paling banyak menge-golkan pasangan calon kepala daerah menjadi kepala daerah.   
Berdasarkan data rekapitulasi Pilkada se-Jawa Timur 2010-2011 yang dikeluarkan KPU Jatim, baik PDIP maupun Golkar terbukti masih menjadi kendaraan politik ‘ampuh’ bagi pasangan calon kepala daerah.  
PDIP, misalnya, menjadi partai pengusung utama dalam Pilkada di 8 kabupaten/kota, seperti Kabupaten Kediri, Ngawi, Kota Blitar, Trenggalek, Surabaya, Jember, Banyuwangi, dan Kabupaten Blitar.
Sementara, Golkar merupakan partai yang paling sukses menge-golkan pasangan calon menjadi kepala daerah (secara lengkap lihat tabel). Partai berlambang pohon beringin ini, meski menjadi partai pengusung utama hanya di tiga daerah (Gresik, Kabupaten Malang dan Ponorogo), namun Golkar menjadi partai pendukung di 7 kabupaten atau kota (Kediri, Ngawi, Lamongan, Situbondo, Jember, Kota Pasuruan, dan Blitar). Total ada 10 kepala daerah yang diusung maupun didukung Golkar bersama dengan parpol lain sukses dalam pemilu. 
Sekadar diketahui, pengusung di sini artinya partai tersebut sejak awal memang sudah memberikan dukungan kepada calon. Sedangkan pendukung merupakan partai yang menyusul kemudian memberikan dukungan karena beberapa faktor, seperti calonnya ikut maju.
Masih berdasarkan data tersebut, selain PDIP dan Golkar, PKB juga termasuk partai yang juga termasuk paling banyak mengantarkan calon kepala daerah.
Dalam Pilkada 2010-2011, PKB menjadi pengusung utama di 4 kabupaten/kota, yakni Kab. Mojokerto, Kota Pasuruan, Sidoarjo, danTuban. Partai yang salah satunya berbasis masa para Nahdliyin ini juga menjadi pendukung di empat Pilkada, yakni Lamongan, Kota Blitar, Trenggalek, Banyuwangi.
Sedangkan partai pemenang pemilu, Demokrat, justru nyaris tak terdengar. Sebagai partai pengusung, Demokrat hanya mampu merebut Pacitan yang merupakan kelahiran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Selebihnya, Demokrat hanya menjadi pengikut saja, seperti di Lamongan, Kab. Malang, dan Kab. Blitar.         
Berdasarkan data tersebut, PDIP dan PKB menjadi parpol pengusung yang sendirian sukses mengantarkan pasangan calon menjadi kepala daerah, yakni pasangan Tri Rismaharini-Bambang DH (PDIP) dan Saiful Ilah-MG Hadi Soetjipto (PKB).       
Tentang banyaknya calon kepala daerah yang partai ‘kakap’ dan sukses menjadi kepala daerah, Asfar menilai partai Golkar menjadi salah satu yang kuat dalam pertarungan politik.
Menurutnya, ada dua hal yang membuat Golkar sangat berhasil dalam mengusung setiap calon kepala daerahnya. Pertama adalah partai Golkar, selalu memiliki calon kepala daerah yang sebelumnya atau telah lama dikenal masyarakat. “Jadi peluang mengantarkan calon kepala daerah untuk memenangkan Pilkada cukup besar,” katanya.
Kedua, lanjut Asfar, partai Golkar adalah partai yang konsisten menggunakan cara-cara modern untuk menentukan calon-calon kepala daerahnya. “Dalam setiap menentukan calon kepala daerahnya, partai Golkar selalu menggunakan survei,” katanya.
Sementara itu, pengamat politik Unair, Hariadi lebih mengomentari ‘gagalnya’ Demokrat di Jawa Timur. “Koalisi yang dibangun Demokrat kurang bagus, karena walaupun kalah tapi bersaing ketat hanya terjadi di Surabaya, selebihnya tidak,” ujar Hariadi.
Ini, menurut Hariadi, menandakan Demokrat tidak cukup punya kader untuk berkompetisi dan rencana jangka panjang untuk mempersiapkan Pilkada. Karena Demokrat mempersiapkan calonnya secara dadakan, hampir dipastikan kalah dalam Pilkada. “Mereka memang tidak punya kader yang memadai, karena Demokrat ketika pemilu legislatif pemilihan suaranya tinggi bukan karena orang memilih kader dari Demokrat tetapi karena Demokrat sudah teridentifikasi dengan figur SBY” ujarnya.
Hariadi mengatakan, ke depan kekuatan lain yang patut diperhitungkan di Jatim adalah PDIP dan Golkar. PDIP cukup diperhitungkan karena di Jatim sistem pengkaderannya bagus. Sedangkan Golkar keliatan akan ada kenaikan, sekalipun bukan nomer satu tetapi diprediksi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Demikian juga dengan PKB, PKB bisa menjadi lebih penting jika PKNU bisa kembali lagi ke habitatnya yakni PKB.
Sementara, parpol-parpol mengaku mulai ancang-ancang berebut ‘daerah’ di Pilkada mendatang.  Seperti yang dikatakan DPD PDIP Jatim. Partai berlambang banteng moncong putih ini menarget memenangi 11 dari 19 Pilkada di Jatim yang bakal digelar sepanjang 2012-2013.
Ketua DPD PDIP Jatim Sirmadji Tjondropragolo, mengatakan dari 11 Pilkada yang ditarget menang, 9 di antaranya adalah kabupaten dan kota yang saat ini dipimpin kepala daerah yang diusung PDI Perjuangan.
Untuk diketahui 9 daerah itu adalah Kabupaten Magetan, Nganjuk, Jombang, Tulungagung, dan Kabupaten Pasuruan, Kota Malang, Kota Probolinggo, Kota Mojokerto, dan Kota Batu. “Ada kemungkinan target bisa berubah melihat situasi,” ujarnya.
Berbeda dengan Demokrat, Ketua DPD Partai Demokrat Jatim Soekarwo masih enggan membeberkan target meski pihaknya sudah melakukan persiapan ke arah sana. “Belum ada target, yang jelas kita cek betul persiapannya seperti apa, itu yang paling penting,” ujar Soekarwo ditemui di gedung DPRD Jatim, Selasa (5/7).
Sementara, Ketua Bidang Organisasi DPD Golkar Jatim Gatot Sudjito mengatakan Golkar masih akan menunggu hasil survei sebelum pertarungan dalam Pilkada dimulai. Hasil survei itu nantinya akan menunjukkan bagaimana langkah Golkar dalam menghadapi Pilkada. Apakah menjadi partai pengusung atau partai pendukung.“Sejauh ini kami masih menungu hasil survei itu, yang jelas hasil survei itu akan dijadikan patokan kami dalam menentukan dukungan,” kata Gatot, Rabu (6/7).
Setidaknya, di wilayah Jatim Golkar berkeinginan untuk mempertahankan daerah yang memiliki kepala daerah dari kadernya. Sejauh ini ada sebelas daerah yang kepala daerahnya merupakan kader Golkar. Sebut saja Kabupaten Malang, Kabupaten Gresik, Situbondo, Ponorogo, Lamongan, Pasuruan, Kediri, Banyuwangi, Blitar, Pamekasan, Sampang.
Ia meyakini daerah yang sudah diduduki oleh kader dari Golkar akan tetap bisa mempertahankan posisinya sebagai Kepala Daerah. Ia mengatakan penentuan calon kepala daerah dari Golkar ditentukan beberapa faktor.
Faktor pertama adalah kemungkinan terpilih atau elektabilitasnya. Semakin strategis calon yang memiliki tingkat elektabilitas akan semakin didukung oelh Golkar. Selain itu, Gatot juga tidak memungkiri kekuatan finansial atau keuangan menjadi salah satu motor untuk bisa memenangkan diri dalam Pilkada.“Tetapi yang menjadi perhatian kami adalah bagaimana bisa menerjemahkan suara rakyat. Kami tetap berpedoman bahwa suara Golkar adalah suara rakyat,” tuturnya.

Sumber : Surabaya Post Online
Kontributor Artikel & Foto : Herman Hidayat Profile Facebook Herman Hidayat klik di sini. Herman adalah Pemilik MestiMoco.com.

Share:

Minggu, April 03, 2011

Kematian Whistleblower

Partai.mestimoco.com -
Kamis, 31 Maret 2011 - 10:13 wib
Korupsi (Ilustrasi)
Di Indonesia, seorang whistleblower mungkin sudah "mati" sejak ia memutuskan menjadi whistleblower. Ungkapan di atas tak berlebihan jika melihat vonis penjara tiga tahun enam bulan untuk mantan Kabareskrim Mabes Polri Susno Duadji dan apa yang dialami sejumlah “pemukul kentongan” akhir-akhir ini.

Dengan mudah kita bisa menyusun daftar panjang para whistleblower kesepian itu. Dulu, Endin Wahyudin mencoba membongkar suap terhadap Hakim Agung, justru dijerat pidana pencemaran nama baik. Sementara kasus inti (suap) dikabarkan berakhir dengan vonis bebas. Kemudian ada Vincentius Amin Sutanto yang pernah menjadi mantan financial controller di AAG mencoba membongkar dugaan skandal pajak Rp1,3 triliun di perusahaannya. Namun,ia justru divonis 11 tahun karena dituduh membobol dana milik PT Asian Agri Oil and Fats Ltd di Singapura.

Sedangkan kasus induk yang hendak dibuka masih terkendala sejak 2007. Untuk kasus Susno Duadji, kita menemukan kemiripan dengan dua kasus sebelumnya. Dalam kasus ini, pembacaan terhadap Susno perlu dilakukan secara proporsional. Ia perlu dilihat sebagai “orang dalam” yang mencoba bicara dan membuka skandal yang ia ketahui secara persis di institusi tempat ia bekerja. Dalam posisinya sebagai orang nomor satu di bagian Reskrim yang berwenang menangani hampir semua jenis kejahatan di Indonesia seharusnya ia tahu banyak.

Tiga Kasus

Hampir semua orang yang mencermati kasus ini tentu mengetahui bahwa Susno Duadji melapor pada Satgas Pemberantasan Mafia Hukum pada 18 Maret 2010 atau sekitar empat bulan setelah ia dicopot dari jabatan Kabareskrim. Satu bulan kemudian ia mendatangi Komisi III DPR RI (4 April 2010). Di berbagai media ia mengungkapkan secara terang benderang tiga kasus yang hendak dibongkarnya yaitu kasus dugaan tindak pidana pencucian uang yang melibatkan Gayus HP Tambunan,dugaan korupsi PT Salmah Arwana Lestari (SAL), dan penggunaan anggaran di Mabes Polri dan Kepolisian Daerah se-Indonesia.

Tiga kasus yang tidak main-main dan disinyalir bisa menjerat sejumlah aktor inti di institusi tempat ia bekerja. Tapi sial, agaknya banyak pihak gerah dengan manuver yang dilakukan Susno hingga ia akhirnya ditetapkan sebagai tersangka di salah satu kasus yang hendak dibongkarnya (PT SAL) pada 11 Mei 2010. Tidak cukup sampai di sana, 10 Juni 2010 ia kembali ditetapkan sebagai tersangka untuk kasus dana hibah 2008 saat ia menjabat sebagai Kapolda Jawa Barat.

Sejak ditetapkan sebagai tersangka, ia langsung ditahan. Menjelang vonis dijatuhkan, ia bebas karena habis masa tahanan. Namun, tetap saja mujur belum menghampirinya. Hakim menjatuhkan vonis tiga tahun enam bulan, denda Rp200 juta, dan penggantian kerugian keuangan negara Rp4 miliar. Apa yang bisa dibaca dari fenomena tersebut? Sebagian pihak mengatakan, jika memang Susno terlibat dalam sebuah tindak pidana korupsi, ia tetap harus bertanggung jawab secara hukum.

Apalagi Pasal 10 ayat (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban dengan jelas mengatakan: “Seorang saksi yang juga tersangka dalam kasus yang sama tidak dapat dibebaskan dari tuntutan pidana apabila ia terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah, tapi kesaksiannya dapat menjadi pertimbangan bagi hakim dalam meringankan pidana yang dijatuhkan.”

Argumen tersebut terkesan kuat dan rapi, apalagi kemudian Mahkamah Konstitusi menolak judicial review yang diajukan Susno dalam perkara Nomor: 42/PUU-VIII/2010.MK menguatkan keberadaan Pasal 10 ayat (2) UU No 13/2006,meskipun dalam pertimbangan hukumnya MK juga menegaskan pentingnya keberadaan saksi dalam sebuah pembuktian pidana dan karena itu perlindungan terhadap saksi harus dilakukan.

Sumpah Omerta

Sebelum menilai lebih jauh duduk perkara tersebut, kita agaknya perlu sedikit bertamasya ke Amerika pada 1963.Saat itu seorang mafia Italia-Amerika bernama Joseph Valachi memberikan kesaksian di hadapan Komisi Kongres Amerika Serikat. Ia yang pertama kali melanggar sumpah para mafia yang sangat terkenal saat itu, Omerta, sebuah “sumpah diam” yang diyakini para mafia baik karena rasa takut ataupun kesetiaan terhadap kelompok.

Valachi menjelaskan secara rinci struktur internal mafia dan kejahatan terorganisasi yang dilakukan kelompoknya yang dipimpin oleh Vito Genovese. Ia bagian dari struktur mafia yang dibuka dan dijelaskannya dalam kesaksian saat itu. Pemerintahan Amerika melalui FBI dan Biro Permasyarakatan Federal pun memutuskan memberikan perlindungan ketat pada Valachi. Sejak saat itulah keyakinan bahwa perlindungan terhadap saksi yang juga menjadi pelaku atau bagian dari sebuah struktur kejahatan dinilai sangat penting.

Dalam kejahatan terorganisasi seperti narkotika dan korupsi, upaya untuk membongkar mafia kelas atas bahkan hampir tidak mungkin dilakukan tanpa peran “orang dalam”. Tak sampai satu dasawarsa, Undang-Undang Pengendalian Kejahatan Terorganisir diterbitkan 1970 dan memberikan wewenang pada Jaksa Agung AS untuk melindungi para whistleblower (LPSK, 2010).

Di sektor pajak, ada juga kisah menarik tentang peniup peluit. Seorang whistleblower dari Wall Street Banker yang membongkar penggelapan pajak justru mendapatkan USD1,1 juta sebagai reward atas partisipasinya membongkar skandal pajak sejumlah perusahaan yang diketahuinya secara persis. Internal Revenue Services (IRS) memberikan hadiah hingga 15% dari uang yang berhasil diselamatkan berkat jasa whistleblower.

Kita bisa dengan mudah membandingkan kenyataan yang terjadi pada 1963 di Amerika dan tax whistleblower di Wall Street Banker yang justru diapresiasi dengan hadiah yang tak sedikit. Di Indonesia, baik untuk kasus Susno ataupun Vincent, yang menjadi persoalan mungkin bukan hanya tidak adanya “terobosan”regulasi yang menjamin keamanan peniup peluit.

Terdapat ketidakadilan yang nyata saat menyaksikan seorang yang berupaya membongkar sebuah skandal besar justru dibungkam dengan menggunakan sarana negara dan kemudian dijatuhi pidana penjara. Sementara di saat yang sama,kasus inti yang hendak dibongkar mandek dan nyaris melindungi aktor utama kasus tersebut. Sementara itu, Presiden juga masih tetap berlindung di balik kata-kata manis, “Saya tidak akan mencampuri proses hukum.”

Untuk kasus Susno misalnya, mungkin benar Susno tetap harus bertanggung jawab atas perbuatan pidana yang dilakukannya. Akan tetapi, akan lebih tepat jika penegakan hukum kita lebih menekankan pada prioritas penanganan kasus yakni memproses terlebih dahulu sampai tuntas skandal yang hendak dibuka seorang whistleblower. Karena jika tidak demikian, saya yakin tidak akan pernah ada lagi orang yang mau “membunuh” dirinya sendiri dengan menjadi whistleblower.

FEBRI DIANSYAH
Koordinator Divisi Hukum dan
Monitoring Peradilan Indonesia Corruption Watch (ICW)


Kontributor Artikel & Foto : Herman Hidayat Profile Facebook Herman Hidayat klik di sini. Herman adalah Pemilik MestiMoco.com.

www.MestiMoco.com
Share:

Rabu, Maret 23, 2011

Konsolidasi "Rakor Tiga Pilar"

Partai.mestimoco.com -MALANG |  Para legislator dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, baik yang duduk sebagai wakil rakyat di DPR RI, DPRD Provinsi dan DPRD kota/kabupaten terancam diganti melalui mekanisme pergantian antarwaktu.
Ancaman terhadap para legislator tersebut disampaikan secara terbuka oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pada rapat koordinasi (rakor) dan pemantapan “Tiga Pilar” partai tersebut di GOR Ken Arok Kota Malang, Minggu (20/3/2011).
“Kalau dalam jangka waktu satu bulan ke depan tidak ada perubahan, para legislator sudah tidak lagi ingat dengan konstituen dan membiarkan rakyatnya, lebih baik mengundurkan diri daripada saya pecat,” tegas mantan Presiden RI tersebut.
Dalam pidato politiknya selama sekitar satu jam itu, putri proklamator Soekarno itu juga mengingatkan kinerja kader-kadernya, mulai pengurus DPP hingga anak ranting.
Lebih lanjut Megawati mengatakan, “Tiga Pilar” yang menjadi motor penggerak partai, yakni kader partai yang ada di jajaran eksekutif, legislatif dan eksekutif partai bagaimana bisa turun ke bawah untuk menyerap aspirasi masyarakat, kalau sudah sibuk dengan urusan dan kepentingannya sendiri, termasuk Ketua DPC-nya.
Kalau perolehan suara ada penurunan, tegasnya, itu bukan karena akar rumputnya (grass root) yang salah, tapi elite-elite politiknya yang di atas yang tidak mau mengurus akar rumputnya.
Selain itu, katanya, pengurus partai juga sudah tidak mau tahu apalagi mengurus akar rumputnya. Para pengurus ini bukan tidak tahu, mereka tahu tapi memang tidak mau tahu.
Mega juga menekankan, dirinya tidak bisa bekerja sendirian hingga turun ke akar rumput secara terus menerus. “Dan saya juga tidak mungkin menjadi ketua umum sampai seribu tahun lagi, sehingga saya harus menyiapkan sistem dan mekanisme organisatoris yang benar,” tegas Mega.
Ungkapan yang disampaikan Megawati tersebut sebagai bentuk kemarahan putri proklamator tersebut atas sejumlah pengurus partai yang tak memedulikan nasib anggota di bawahnya, termasuk tak satu pun pengurus yang berani maju ke atas panggung untuk memperkenalkan dirinya kepada seluruh kader.
“Ayo siapa yang ksatria mau maju menunjukkan bahwa dirinya solid terhadap partai,” kata Megawati disusul tepuk tangan seluruh kader.
Namun, pernyataan Presiden RI kelima itu tak mendapatkan respons dari tiga pilar yang duduk berhadapan dengan panggung. Mereka adalah jajaran struktur organisasi di tingkat cabang, daerah, serta kepala daerah dan jajaran legislatif se-Jawa Timur.
Tidak mendapat respon dari tiga pilar tersebut, Megawati kembali meneriakkan kekesalannya. “Meskipun tak satupun tiga pilar berani maju, saya telah mengetahui dan memegang data kader yang tak loyal, biar saja, jika tidak ada yang maju, tapi saya ada datanya,” kata Megawati.
Sayangnya, tegas Mega, sampai sekarang di eksekutif tidak ada aturan  yang mengikat kader partai, sehingga ketika ada koordinasi partai dan waktunya bersamaan dengan acara eksekutif, yang bersangkutan tidak bisa meninggalkan dan tentu lebih memilih acara eksekutifnya.
“Jangan gunakan partai saya sebagai kuda tunggangan. Saya tidak mau seperti itu. Akan lebih baik dan terhormat kalian mengajukan pengunduran diri daripada dipecat,” katanya menegaskan.
Rakor konsolidasi dan pemantapan “Tiga Pilar” PDIP di GOR Ken Arok itu dihadiri sekitar 10 ribu kader PDIP se-Jawa Timur, termasuk para kepala daerah yang diusung oleh PDIP.

Kontributor Artikel & Foto : Herman Hidayat Profile Facebook Herman Hidayat klik di sini. Herman adalah Pemilik MestiMoco.com.

Share:

Selasa, Maret 22, 2011

Dewan Dan Pemkab Malang Saling Tuding

 Malang - Menjamurnya keberadaan minimarket di sekitar pasar tradisional banyak dikeluhkan pedagang. Melihat itu, DPRD Kabupaten Malang mendesak pemerintah daerah mengatur pendirian pasar modern di wilayahnya.

"Pasar modern harus diatur, jangan sampai keberadaan mereka mematikan pasar lokal," kata  Wakil Ketua DPRD Kabupaten Malang, Sanusi kepada detiksurabaya.com melalui telepon  genggamnya, Kamis (17/3/2011).

Menurutnya, pasar tradisional selama ini menjadi lahan pangan bagi masyarakat lokal, serta menjadi peluang pekerjaan bagi masyarakat sekitar. "Jika keberadaan mereka terancam, bagaimana nasib mereka," ujar politisi PKB ini.

Sementara, Asisten I Pemkab Malang, Nurman Ramdansyah membantah pemerintah daerah tak mengatur keberadaan pasar modern. Karena perda bakal menjadi payung hukum, telah digulirkan kepada anggota dewan. "Perdanya sudah kita buat, sekarang masih dibahas di DPRD," jelasnya terpisah.

Dia mengaku, keberadaan pasar modern atau minimarket sudah diinventarisir dinas terkait. Dan selama ini belum ditemukan masalah terkait pendirian tempat usaha itu.

Sebelumnya, adanya perda yang mengatur keberadaan pasar modern, lanjut Nurman, Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 12 Tahun 2008 tentang pasar modern menjadi payung hukum sementara.

"Tujuan kami dalam perda itu, agar tidak mematikan pasar lokal. Dan selama ini keberadaan pasar modern tak mengganggu pedagang pasar tradisional," bebernya. Dia berharap, perda segera bisa diterbitkan, agar keberadaan pasar modern dapat tertata.

(bdh/bdh)
Share:

Minggu, Februari 13, 2011

Soekarno dan Kartosoewiryo

Partai.mestimoco.com - Jika panggung sejarah hanya berisi dua tokoh: Bung Karno dan Kartosoewirjo, maka yang terjadi adalah sebuah drama tragedi kehidupan yang sangat dramatis. Bahkan, hampir bisa dipastikan, jauh lebih mencekam dibanding lakon “Lawan Catur”, seb...uah naskah drama karya Kenneth Arthur (Kenneth Sawyer Goodman) yang diterjemahkan dengan apik oleh almarhum Rendra.

Lakon “Lawan Catur”, hanya menyuguhkan tokoh Samuel dan Antonio. Keduanya terlibat permainan catur yang penuh trik, penuh strategi, penuh konflik, dan secara keseluruhan begitu memukau, mencekam, dan pada akhirnya menghibur. Sedangkan tokoh Oscar dan Verka lebih sebagai pemain figuran. Repertoar itu begitu memukau di tangan sutradara handal seperti Rendra.
Tak ubahnya Bung Karno dan Kartosuwirjo. Sejak tahun 1918 keduanya terlibat jalinan pertemanan yang kental di rumah HOS Cokroaminoto, Surabaya.

Mereka bahu-membahu berjuang demi kejayaan negeri bersama Cokro. Akan tetapi, di bagian akhir, keduanya terlibat perbedaan paham yang keras. Bung Karno yang nasionalis berselubungkan Pancasila. Karwosoewirjo bergaris Islam ekstrim, dan menghendaki Indonesia menjadi negara Islam. Dengan sutradara Tuhan Yang Maha Agung, “drama” keduanya benar-benar mencekam, dengan ending yang tragis.

Melayang ke tahun 1918, 1919 … dan masa-masa di sekitar itu, Bung Karno dan Kartosoewirjo benar-benar berkarib. Di luar konteks kebangsaan, mereka bergaul layaknya anak muda pada zamannya. Termasuk, saling ledek, saling ejek, dan saling lempar canda dan tawa.

Ingat kebiasaan Bung Karno berpidato di depan kaca di dalam kamar yang pengap dan gelap? Ya, di satu
kamar paling ujung, satu-satunya kamar tak berjendela sehingga siang-malam Bung Karno harus menyalakan pelita, Bung Karno acap berpidato berapi-api. Dari luar kamar, teriakan-teriakan Bung Karno membahana. Sekali-dua, rekan-rekan satu pemondokan menegurnya. Akan tetapi, ketika Bung Karno tidak juga menghentikan kebiasaannya berpidato di depan cermin… mereka pun mengabaikan.

Nah, salah satu penghuni rumah yang tak bosan berkomentar atas ulah Bung Karno hanyalah Kartosoewirjo. “Hei Karno… buat apa berpidato di depan kaca… seperti orang gila saja….” Kartosoewirjo tak bosan mengejek dan melempar ledekan kepada Bung Karno? Atas itu semua, Bung Karno tak menggubris. Ia melanjutkan orasinya, meski hanya didengar tembok dan sekawanan cicak, nyamuk, dan keremangan suasana.

Usai berpidato, barulah Bung Karno membalas ledekan Kartosoewirjo. Pertama-tama, Bung Karno akan mengatakan apa yang ia lakukan adalah salah satu persiapan menjadi orang besar…. Jika Kartosoewirjo meladeni, maka aksi saling ledek pun berlanjut. Ibarat “lawan catur” langkah skakmat Bung Karno untuk membungkam ejekan Kartosoewirjo adalah kalimat menusuk seperti ini, “… tidak seperti kamu…. udah kurus, kecil, pendek, keriting… mana bisa jadi orang besar!”

Lakon terus bergulir. Keduanya terus memperjuangkan ideologinya. Keduanya bertujuan memberi yang terbaik buat bangsanya. Sampailah Bung Karno pada proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan menjadi Presiden Republik Indonesia yang pertama. Sedangkan Kartosoewirjo, meski pernah direkrut Bung Karno sebagai Wakil Menteri Pertahanan, tetapi ideologi garis kanan tak luntur.
Alih-alih menopang republik yang baru seumur jagung, Kartosoewirjo nyempal dan mendirikan Darul Islam/Negara Islam Indonesia (DI/NII). Bahkan tahun 1948, Kartosoewirjo memakulmatkan perang kepada Bung Karno (pemerintah yang sah). Lalu dua tahun kemudian, 1950, ia menyalakkan api perang dengan statemennya, “Bunuh Sukarno. Dialah penghalang pembentukan Negara Islam.”

Sejak itu, sejumlah usaha pembunuhan terhadap Bung Karno pun dilakukan oleh para teroris anak buah Kartosoewirjo. Peristiwa penggranatan Cikini 30 November 1957 adalah salah satu saja dari sekian banyak rentetan percobaan pembunuhan terhadap Bung Karno oleh anak buah Kartosoewirjo. Masih ada peristiwa lain seperti penembakan Istana oleh Maukar. Kemudian penembakan waktu Bung Karno sedang shalat Idul Adha di masjid Istana, dan lain-lain upaya yang semuanya gagal.

Sebaliknya, TNI berhasil mendesak DI/NII, menangkap gembong Kartosoewirjo dan ia pun dihukum mati. Akan tetapi, sebelum Bung Karno menandatangani surat persetujuan eksekusi mati, juga tersimpan kisah menarik yang sungguh mengharukan.

Sukarno menangis di depan Mayjen S Parman (Asisten I/Menpangad) Kejadiannya di satu pagi pada tahun 1964, S Parman membawa surat keputusan eksekusi mati pada Kartosuwirjo. Sukarno tidak kuat menandatangani surat hukuman mati pada teman kecilnya itu. Lalu ia meminta S Parman kembali setelah Maghrib, sepanjang hari itu Sukarno gelisah. Ia shalat terus menerus dan berdoa, barulah seusai maghrib ia menandatangani surat eksekusi. Inilah surat eksekusi yang selalu diingat Sukarno karena memang ini hanya satu-satunya surat eksekusi kematian yang pernah ditandanganinya.

Kontributor Artikel & Foto : Herman Hidayat Profile Facebook Herman Hidayat klik di sini. Herman adalah Pemilik MestiMoco.com.

Share:

Rabu, Januari 26, 2011

Nasdem Organisasi Terlarang ???

Partai.mestimoco.com - Sekjen Nasional Demokrat (Nasdem) Syamsul Muarif menyesalkan adanya parpol yang melarang anggotanya masuk Nasdem. Menurut dia parpol seharusnya tak khawatir, karena Nasdem tak akan menjadi parpol dan menjadi saingan mereka.

"Apa dasarnya melarang masuk Nasdem, apa kita ini organisasi terlarang," ujar Syamsul saat jumpa pers usai pengukuhan pengurus Nasdem wilayah Jawa Barat di Hotel Savoy Homann, Jalan Asia Afrika, Selasa (25/1/2011).

Syamsul mengatakan harusnya parpol merasa senang, karena jika seseorang bergabung dengan banyak organisasi, maka wawasannya luas dan tidak akan menjadi pribadi yang egois.

"Jika ada parpol yang melarang masuk ke Nasdem, itu paradigma yang ingin diperbaiki," cetusnya.

Syamsul membeberkan pihaknya akan segera berdialog dengan parpol untuk menghapus anggapan Nasdem akan menjadi parpol. "Pada tanggal 30 Januari mendatang, Nasdem akan menggelar simposium penutupan dan tanggal 31 gelar rapim, di dalamnya tidak akan dibahas AD ART untuk perubahan Nasdem jadi parpol," katanya.

Sekjen Golkar Idrus Marham mengingatkan anggotanya yang masih berada di Nasdem untuk keluar. Menurutnya jika masuk Nasdem, berarti gugur keanggotannya dari Partai Golkar.

Idrus juga mengimbau agar anggotanya fokus dengan kerja parpol. Ia meminta aggotanya tidak terpancing dengan ormas-ormas di luar Golkar.
(ern / H2o)

Kontributor Artikel & Foto : Herman Hidayat Profile Facebook Herman Hidayat klik di sini. Herman adalah Pemilik MestiMoco.com.

www.MestiMoco.com
Share:

Arsip Blog