Notification

×

Iklan revolusi

Iklan 1048 300 revolusi

Jamu Rempah dari Zaman Majapahit yang Lestari hingga Masa Kini

Jumat, 17 November 2023 | November 17, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2024-05-28T04:24:58Z

    
Yeni Adien dot com }   Jamu merupakan minuman berbahan dasar tanaman herbal yang dicampur dengan rempah-rempah alami. Eksisnya minuman tradisional ini tertuang dalam prasasti Madhawapura peninggalan Kerajaan Majapahit yang menyebutkan bahwa ada profesi bernama acaraki yang berperan sebagai pembuat jamu tradisional (Sukini, 2018). Hal ini membuktikan bahwa masyarakat Jawa kuno telah mengenal jamu tradisional sebagai elemen penting dalam bidang kesehatan. 

Tanaman dan rempah yang diolah menjadi jamu oleh masyarakat Majapahit merupakan tanaman yang diyakini dapat menyembuhkan beberapa jenis penyakit. Tanaman dan rempah tersebut biasanya sengaja ditanam di pekarangan atau ditemukan di hutan. Berikut adalah daftar tanaman dan rempah-rempah yang biasa digunakan oleh masyarakat Majapahit pada tahun 1035–1400 Masehi. 

Umbi
Kunyit, jahe, kencur, lengkuas, temu kunci

Daun
Sirih, pandan, kangkung

Batang
Palasari, pule, kayu manis

Buah
Kapulaga, jeruk nipis, belimbing wuluh

Biji
Kecubung, pala

Akar
Aren

Seluruh tanaman
Sambiloto

 
Masyarakat Majapahit percaya bahwa menderita sakit medis merupakan salah satu pertanda adanya ketidakseimbangan di dalam tubuh sehingga harus dilakukan pengobatan dengan cara pemijatan atau padadah, operasi, dan konsumsi obat-obatan tradisional, seperti jamu. Jamu diolah sedemikian rupa sampai menjadi rebusan yang siap untuk dikonsumsi.

Kemanjuran jamu tak pernah lekang oleh waktu walaupun sudah hampir enam abad eksis di tanah Jawa. Di masa ini, kita masih bisa menemui pedagang jamu gendong yang menjajak jamu andalan mereka. Jamu-jamu olahan tersebut merupakan representasi dari “Surya Majapahit”, lambang dari Kerajaan Majapahit yang berbentuk matahari dengan delapan sudut (Purnomo, 2015). Berikut adalah delapan olahan jamu tersebut beserta makna filosofisnya:

Kunyit asam: Jamu ini berbahan dasar kunyit dan asam, memiliki rasa manis disertai asam. Warna kuning dari jamu memiliki makna sebagai kehidupan yang dimulai dari masa bayi hingga anak-anak yang terasa manis.

Beras kencur: Terbuat dari beras dan kencur, jamu ini memiliki rasa sedikit pedas. Rasa ini memiliki arti kehidupan manusia yang menuju masa remaja dengan merasakan kesulitan hidup.

Cabai puyang: Terbuat dari cabai jamu dan lempuyang, jamu ini merupakan simbol kehidupan manusia yang menginjak masa dewasa dan mulai merasakan pahitnya hidup. Makna tersebut tertuang dalam rasa jamu yang pedas dan kepahit-pahitan.

Pahitan: Jamu ini berbahan dasar sambiloto, pule, brotowali, dan bidara laut. Dengan memiliki cita rasa yang pahit, jamu ini bermakna kehidupan manusia dewasa yang pahit, tetapi harus tetap dijalani.

Kunci suruh: Dibuat dari temu kunci, kunyit, jahe, kencur, kapulaga, sirih, beluntas, kayu manis, asam, serai, dan jeruk nipis, jamu ini memiliki melambangkan kesuksesan di masa dewasa karena bekal yang sudah dibawa di masa muda.

Kudu laos: Berbahan dasar mengkudu dan laos, jamu ini terkenal sebagai jamu penghangat tubuh sehingga memiliki makna kedewasaan manusia yang harus mampu mengayomi orang-orang di sekitarnya.

Uyup-uyup: Jamu yang terbuat dari kencur, jahe, bangle, laos, kunyit, dan temu giring ini melambangkan pengabdian diri manusia kepada Tuhan yang berwujud kepasrahan tulus seorang hamba.

Sinom: Berbahan dasar asam, jamu ini memiliki cita rasa asam, manis, dan segar. Rasa tersebut menjadi simbol akhir hidup manusia apabila dilahirkan dalam keadaan suci, maka harus kembali dalam keadaan suci pula atau disebut moksa.

Delapan jamu tersebut alangkah baiknya diminum secara berurutan supaya khasiat yang dirasakan dapat bermanfaat bagi tubuh (Rahmy Ayu dan Rodiyati Azrianingsih, 2014). Selain baik untuk kesehatan karena semua bahannya alami, jamu-jamu ini memiliki arti filosofis yang menjelaskan siklus hidup manusia sebagai peninggalan leluhur supaya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari agar menjadi manusia yang lebih baik.



Sumber :   https://jalurrempah.kemdikbud.go.id/artikel/inspirasi-jamu-rempah-dari-zaman-majapahit-yang-lestari-hingga-masa-kini

#OrangCerdasPilihYeni
Komentar Akun Facebook :

Komentar Akun Google :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Histat

Klik Iklan dibawah Tanah

TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update