Kamis, Juli 19, 2018

*KENANGAN PAHIT INDONESIA DITANGAN DUA JENDRAL YANG GAGAL*


PDIPerjuangan.kabmalang.com -  Memasuki tahun terpanasnya politik Indonesia, mari kita memakai kaca spion melihat kebelakang agar kecelakaan tak terulang dan jalan kedepan bisa lebih lapang serta terang.

Dari 7 presiden yg pernah dan yg sedang memimpin Indonesia, memasuki 73 tahun kemerdekaan bangsa, ada dua jenderal yg pernah memerintah Indonesia selama 42 thn atau 58 % dari total masa pemerintahan secara keseluruhan._ Pertanyaan kita: dapat apa dari kedua-nya?  Indonesia nyaris jadi negara gagal total.

Kenapa keduanya mirip dalam gaya memimpinnya? Jelas sama, karena keduanya ditempa dalam barak dan kondisi yg sama polanya, cuma beda waktunya. Militer menganut pendidikan disiplin yg tidak boleh dibantah, sehingga kalimat "siap jendral" menjadi slogan bahwa bantahan diharamkan dalam pasukan. Budaya ini baik untuk perang, namun tidak baik untuk pelaku pemerintahan yg butuh masukan.

Persaingan dalam merebut pemimpin di militer sangat ketat, hanya berapa persen personil yg punya kesempatan menjadi jenderal. Belum lagi proses hidup dgn kondisi pas2an yg membuat orang tidak semuanya siap._ _Pasca jendral Soedirman, militer tidak lagi ada di medan perang, mereka jarang ke hutan malah banyak hidup dikota dan melihat dunia yg banyak menggoda. *Hedonisme* menjadi gaya dan terbiasa._

_*Soeharto* yg pernah kena kasus dan hampir dimahmilubkan oleh Jendral Ahmad Yani, untung saja dibela Jenderal Gatot Subroto. Ahmad Yani-lah yg akhirnya dibunuh PKI, ingat: "dibunuh PKI", Soeharto muncul sbg pahlawan._ _Menduduki jabatan presiden 32 thn dgn cara yg santun_, _sekaligus menjadi penyamun.  *THE SMILING GENERAL melibas habis siapa saja yg dia rasa tidak pas dengannya.*_

_Kehidupan di barak memang sumpek, jendral2 pasca kemerdekaan banyak dijalanan daripada dihutan._ _Jabatan bersanding dgn kekuasaan dan nafsu kekayaan._ _Era *Orde Baru* budaya *nepotisme* dikuatkan, *suap* jabatan dilegalkan, *korupsi* dianggap rezeki._ _32 thn terpatri menjadi jati diri._ _Kolonel bisa jadi bupati, jenderal berbintang bisa jadi gubernur._

_Sampai 2016 saja gaji para jenderal rata2 Rp. 5,5 juta, tapi nyatanya mana ada jenderal yg tak kaya, nyaris semua punya rumah mewah, minimal punya sawah._ _Budaya hidup *hedonis* ini yg akan terbawa sampai mati._ _Sehingga perilakunya dalam mengejar kekuasaan sama gigihnya seperti saat bersaing mencapai pangkat jendral yg sarat siasat serta keringat._ _Etos itu baik, hanya salahnya diluar barak ada rakyat yg berdaulat._ _Mereka lupa bahwa rakyat tak bisa diminta tabik dan mengucapkan "siap jendral" yg kemudian haknya di begal._

_Bagaimana kayanya *Soeharto* dan para kroni?_ _Kelakuan ini menurun ke *Sby* yg tidak kalah ganasnya._ _Coba di cek berapa kekayaan dia?_ _Kapan dia bayar pajak dan siapa yg tau jumlah hartanya?_ _Begitupun masih kurang puas, sekarang kita dipaksa menerima *anaknya.*_ _Anak yg dididik dalam lingkup senang tak pernah kekurangan, mau diminta berempati mengurus negeri._ _Mimpi saja dia tak pernah susah, apalagi merasakan yg sebenarnya._ 

_Para jenderal jaman perang memang beda dg jenderal jaman dagang._ _Perang pilihannya cuma ada dua: menyerang dan menang atau mundur dan gugur._ _Berdagang banyak peluang bisa kerjasama, jadi pialang, atau memakai jabatan mempengaruhi untuk kepentingan._

Dua jenderal gagal hanya karena moral, tempaan lingkungan telah menanggalkan *sapta marga* dan *sumpah prajurit.*_ _Mereka kalah berperang dengan nafsunya sendiri sampai lupa juga kepada ibu pertiwi, sebuah negeri yg dihuni banyak manusia sebagai rakyat yg butuh dijaga, bukan malah dijarah hak kehidupannya karena keadilan telah dikerdilkan oleh sang jenderal yg berkuasa.

_Beda dgn anak pinggir kali, *Jokowi.* Manusia yg tak punya DNA kemaruk ini terbiasa berempati sehingga manakala dia bicara, bicaranya keluar dari hatinya, dia tidak pernah pura2, dia ikhlas bekerja utk rakyat dan bangsanya._ _Karena dia sudah kaya jiwa dan raganya._ _Dialah *Indonesia* yg sebenarnya bukan *HEDONesia.*_

_Terus, sekarang mau dicoba ketiga kalinya, mencoba *jenderal rasa picisan* atau  malah *mayor ingusan* yg dipaksa turun di TENGAH jalan karena mau dipaksakan merebut kekuasaan!!_

_*PILIHLAH ORANG YG TERPILIH.*_ *BUKAN YG MINTA DIPILIH, KARENA ENGKAU AKAN MENERIMA RASA PERIH.* Kontributor Artikel dan Foto :

  Posisi KEUANGAN Forum Komunikasi Kader PDI Perjuangan.

.
www.KabMalang.com admin@kabmalang.com
Facebook PDI Perjuangan Kab malang
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Ada Komentar???? untuk PDI Perjuangan Kabupaten Malang

Arsip Blog